Apa Itu Saham BTC?

Jakarta, Pintu News – Istilah “ saham Bitcoin” belakangan semakin populer di kalangan investor, terutama seiring meningkatnya minat terhadap aset digital seperti Bitcoin .

Namun, banyak yang masih keliru memahami konsep ini dan menganggap Bitcoin sama seperti saham pada umumnya. Padahal, Bitcoin bukanlah sekuritas atau kepemilikan perusahaan, melainkan aset digital yang berdiri di atas teknologi blockchain .

Artikel ini akan membahas perbedaan mendasar antara Bitcoin dan saham, serta bagaimana cara berinvestasi pada instrumen yang berkaitan dengan Bitcoin secara aman dan terinformasi!

Bitcoin Bukanlah Saham

Bitcoin (BTC) adalah aset digital terdesentralisasi yang dibangun di atas teknologi blockchain, bukan sekuritas yang mewakili kepemilikan suatu perusahaan. Dalam saham tradisional, investor membeli “bagian” dari perusahaan dan berhak atas dividen serta hak suara dalam RUPS; sedangkan pemegang Bitcoin tidak memperoleh hak-kekayaan perusahaan maupun hak suara dalam entitas penerbit.

Pasar saham terekam oleh bursa yang memiliki jam perdagangan terbatas dan diatur secara ketat oleh otoritas keuangan, sementara pasar crypto beroperasi 24 jam sehari dan regulasi masih berkembang.

Volatilitas Bitcoin juga secara historis jauh lebih besar dibandingkan saham perusahaan mapan; nilai Bitcoin bisa bergerak puluhan persen dalam satu hari, sedangkan saham blue-chip cenderung bergerak lebih stabil. Dengan demikian, memahami bahwa Bitcoin bukanlah saham adalah langkah penting untuk menyesuaikan strategi investasi , memperhitungkan aspek risiko dan karakteristiknya yang berbeda.

Apa yang Dimaksud dengan “Saham Bitcoin”?

Istilah “saham Bitcoin” sering digunakan secara longgar dan bisa merujuk ke beberapa konsep berbeda. Salah satunya adalah saham dari perusahaan publik yang memiliki cadangan Bitcoin besar atau beroperasi dalam industri kripto — misalnya perusahaan penambang atau perusahaan yang menyimpan Bitcoin sebagai bagian dari neraca.

Makna lainnya adalah produk pasar modal seperti ETF atau trust yang memberikan eksposur terhadap pergerakan harga Bitcoin (spot atau future) tanpa memegang koin langsung. Dalam hal ini investor “mengambil bagian” lewat instrumen yang diatur bursa.

Baca juga: Michael Saylor dan Filosofi Investasi: “Jangan Pernah Jual Bitcoin (BTC) Anda”

Namun penting dicatat bahwa membeli saham perusahaan tersebut atau ETF tidak sama dengan memiliki Bitcoin langsung; risiko, biaya, dan faktor operasional perusahaan turut mempengaruhi hasilnya.

Karena itu, ketika menyebut “saham Bitcoin”, sebaiknya investor jelas memahami jenis instrumennya — apakah itu pencerminan langsung ke Bitcoin, atau hanya eksposur melalui entitas perusahaan/produk keuangan.

Cara Berinvestasi dalam Bitcoin atau Saham Terkait Bitcoin

Terdapat beberapa jalur yang umum digunakan untuk memperoleh eksposur terhadap Bitcoin atau ekosistem yang terkait:

1. Membeli Bitcoin langsung

Investor membeli koin BTC melalui bursa kripto salah satunya di Pintu, menyimpannya di dompet digital dan mengelola kunci privat sendiri. Ini memberikan kepemilikan langsung, namun membawa risiko keamanan, regulasi, dan likuiditas.

2. Membeli saham perusahaan kripto

Misalnya perusahaan yang menambang Bitcoin atau menyimpan Bitcoin sebagai aset utama. Investor di sini memperoleh eksposur ke gerak harga Bitcoin melalui kinerja perusahaan yang bersangkutan.

3. Menggunakan ETF, trust atau produk yang terkait Bitcoin

Instrumen bursa yang memungkinkan investor ritel mendapatkan eksposur harga Bitcoin tanpa harus mengelola kunci pribadi atau menyimpan koin langsung. Cocok bagi investor yang mencari kemudahan dan regulasi pasar modal.

Dalam memilih, tiap jalur memiliki kelebihan dan kekurangan: kepemilikan langsung memberi kontrol penuh namun risiko tinggi; saham perusahaan menawarkan kemudahan namun dipengaruhi operasional perusahaan; produk pasar modal memberikan eksposur terstruktur namun bisa memiliki biaya dan keterbatasan tertentu.

Baca juga: 10 Crypto DEX yang Berpotensi Naik 2026

5 Saham Terkait Bitcoin yang Jadi Sorotan di 2025

Bagi investor yang ingin mendapatkan eksposur terhadap Bitcoin (BTC) tanpa membeli koinnya secara langsung, beberapa perusahaan publik menawarkan cara tidak langsung untuk ikut serta dalam pertumbuhan industri crypto. Berikut lima saham yang patut diperhatikan pada tahun 2025 karena keterkaitannya yang kuat dengan ekosistem Bitcoin.

1. BlackRock (BLK)

Sumber: The Block

Sebagai salah satu manajer aset terbesar di dunia, BlackRock mengelola dana lebih dari US$11,6 triliun. Pada Januari 2024, perusahaan ini meluncurkan iShares Bitcoin Trust (IBIT), ETF Bitcoin spot pertama mereka. Produk ini mencatat rekor dengan mengumpulkan lebih dari US$50 miliar aset dalam waktu kurang dari setahun, menjadikannya salah satu ETF dengan pertumbuhan tercepat sepanjang sejarah.

Dengan kapitalisasi pasar mencapai sekitar US$130 miliar dan kenaikan harga saham sekitar 26% selama tahun 2024, BlackRock menjadi penggerak utama dalam mendorong adopsi Bitcoin di kalangan investor institusional. Keberhasilan ETF ini juga membantu menormalisasi aset kripto di pasar keuangan global.

2. MicroStrategy (MSTR)

Sumber: U Today

MicroStrategy tetap menjadi perusahaan publik dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia. Hingga 26 Februari 2025, perusahaan ini memegang sekitar 499.096 BTC, dengan nilai mencapai US$47,4 miliar (sekitar Rp787 triliun). Strategi agresif MicroStrategy dalam menjadikan Bitcoin sebagai aset utama di neraca keuangan membuat sahamnya bergerak seiring dengan harga BTC.

Pada 2024, saham MicroStrategy melonjak 190%, dan kapitalisasi pasarnya mencapai sekitar US$65,2 miliar. Banyak investor menyebut saham MSTR sebagai “proxy Bitcoin” karena nilainya sangat berkorelasi dengan performa aset kripto terbesar tersebut.

3. Coinbase (COIN)

Sumber: Bitcoin Magazine

Sebagai salah satu bursa kripto paling populer di dunia, Coinbase berperan penting dalam menyediakan akses ke perdagangan Bitcoin bagi investor ritel maupun institusi. Pendapatan perusahaan berasal dari biaya transaksi, layanan staking, dan kustodian aset digital.

Kinerja saham Coinbase meningkat tajam seiring meningkatnya volume perdagangan kripto . Pada akhir 2024, harga saham COIN naik dari US$173,92 menjadi US$248,30, mencatat kenaikan sekitar 42,8%. Dengan peran strategisnya sebagai jembatan antara pasar tradisional dan kripto, Coinbase menjadi salah satu perusahaan yang paling diuntungkan dari pertumbuhan adopsi aset digital.

4. NVIDIA (NVDA)

Sumber: Markets

Sebagai produsen GPU terbesar di dunia, NVIDIA memiliki peran penting dalam mendukung industri penambangan Bitcoin. GPU buatan mereka digunakan dalam operasi mining serta aplikasi berbasis AI dan blockchain. Pada tahun 2024, perusahaan mencatat pendapatan sekitar US$60,9 miliar, dengan kapitalisasi pasar menembus US$3,1 triliun.

Harga saham NVIDIA naik 171% selama tahun 2024, berkat lonjakan permintaan untuk chip yang digunakan baik dalam AI maupun penambangan kripto. Dengan inovasi yang berkelanjutan, NVIDIA terus menjadi pemain kunci dalam infrastruktur teknologi di balik industri blockchain dan kripto.

5. Riot Platforms (RIOT)

Sumber: Riot Blog

Riot Platforms merupakan salah satu perusahaan pertambangan Bitcoin terbesar di Amerika Utara. Pada tahun 2024, perusahaan ini berhasil menambang 4.828 BTC dan memiliki kapasitas hash rate mencapai 31,5 EH/s. Skala operasinya menjadikannya salah satu entitas publik paling berpengaruh di sektor mining.

Dengan kapitalisasi pasar sekitar US$3,21 miliar, harga saham Riot sangat sensitif terhadap profitabilitas penambangan Bitcoin , yang bergantung pada harga BTC dan biaya energi. Bagi investor yang tertarik dengan sektor infrastruktur kripto, Riot menjadi salah satu saham yang mencerminkan dinamika fundamental industri Bitcoin secara langsung.

Kesimpulan

Kesimpulannya, Bitcoin bukanlah saham, melainkan aset digital yang nilainya bergantung pada kepercayaan dan adopsi pasar. Istilah “saham Bitcoin” umumnya merujuk pada perusahaan atau produk keuangan yang terhubung dengan ekosistem Bitcoin. Investor perlu memahami perbedaannya agar dapat memilih cara investasi yang sesuai—baik membeli Bitcoin langsung, saham perusahaan kripto, maupun produk seperti ETF—dengan tetap mempertimbangkan risiko dan tujuan finansial.

Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di  Google News  untuk mendapatkan  berita crypto  terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti  harga bitcoin hari ini ,  harga coin xrp hari ini ,  dogecoin  dan harga aset  crypto  lainnya lewat Pintu Market.

Nikmati pengalaman  trading crypto  yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman  web trading  dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas  jual beli bitcoin  dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi

• Yahoo. The 10 Public Companies With the Biggest Bitcoin Portfolios. Diakses 30 Oktober 2025.
• Featured Image: ValueWalk