Libur Asia dan penutupan pemerintah AS menciptakan suasana tidak pasti untuk bitcoin di bulan Oktober: K33

Bitcoin memulai bulan Oktober dengan pijakan yang tidak pasti saat Tiongkok memulai musim libur tahunan Golden Week dan Washington D.C. memasuki penutupan parsial pemerintahan.

Biasanya, likuiditas Asia yang tipis selama periode ini menunjukkan pembukaan yang stagnan bulan ini untuk cryptocurrency terbesar di dunia, namun penundaan data ekonomi AS akibat penutupan pemerintahan AS dapat mengganggu pola tersebut dan memicu volatilitas, menurut firma riset dan pialang K33.

Libur selama seminggu di Tiongkok dimulai pada 1 Oktober, bertepatan dengan penutupan pasar Korea Selatan dari 3 hingga 9 Oktober dan jeda regional lainnya. Kelesuan tahunan dalam partisipasi Asia ini secara historis membebani bitcoin, dengan data K33 umumnya menunjukkan hasil datar atau negatif di minggu pertama Oktober — meskipun reli tahun 2021 adalah pengecualian utama. "BTC biasanya bergerak datar selama musim libur awal Oktober di Asia," tulis Kepala Riset K33, Vetle Lunde, dalam laporan baru, menambahkan bahwa volatilitas cenderung menyempit menuju titik terendah lokal selama periode ini.

Meskipun Golden Week mungkin sebagian menjelaskan perdagangan yang lamban, analis mencatat bahwa periode Agustus hingga pertengahan Oktober secara historis mengalami aksi harga yang lebih tenang secara umum dibandingkan dengan sisa tahun ini.

Namun, menambah ketidakpastian makro, pemerintah federal AS memasuki penutupan parsial pada pukul 12:01 a.m. ET pada hari Rabu, setelah Kongres gagal meloloskan undang-undang pendanaan. Banyak layanan federal non-esensial kini telah dihentikan, membuat pekerja cuti dan menunda rilis data penting seperti laporan pekerjaan dan inflasi. Dikombinasikan dengan arus Asia yang mungkin tetap tenang, Lunde memperingatkan bahwa order book bisa menipis, membuat trader terekspos pada "aksi harga yang tidak menentu" selama sesi yang tumpang tindih, khususnya di awal Oktober.

Tekanan dari Asia bukanlah hal baru. Return gabungan tahun-ke-tahun selama sesi perdagangan Asia berada di –9,7%, dengan wilayah ini selalu berkinerja lebih buruk dibandingkan Eropa dan AS setiap tahun sejak 2021, kecuali pengecualian singkat pada 2022, sorot K33. Sebagian besar kenaikan signifikan bitcoin dalam beberapa tahun terakhir justru muncul selama jam perdagangan AS, khususnya setelah peluncuran spot ETF. "Pengambilan keuntungan dan mean reversion selama jam Asia di tengah likuiditas relatif rendah mungkin menjelaskan kinerja buruk sesi Asia," kata Lunde.

Saat ini, bitcoin tetap terkunci dalam konsolidasi. Setelah pulih dari titik terendah akhir September, bitcoin menutup bulan dengan kenaikan 4,7% di sekitar $114.120, menurut halaman harga BTC The Block, saat ini diperdagangkan naik 2% pada hari Rabu di $116.412.

Metrik derivatif juga terus memberi sinyal kehati-hatian, catat Lunde, dengan open interest CME turun ke level terendah lima bulan, tingkat pendanaan berada di bawah netral, dan trader opsi masih lebih memilih put. Leverage tinggi di seluruh perpetual swap membuat pasar rentan terhadap lonjakan volatilitas jika posisi dibuka, ia memperingatkan.

'Long SOL, short LTC' di tengah overhang Grayscale untuk altcoin ETF

Menyusul standar pencatatan generik baru dari Securities and Exchange Commission, spot exchange-traded fund untuk altcoin seperti Solana dan Litecoin diperkirakan akan hadir dalam beberapa minggu, meskipun penutupan AS dapat mendorong jadwal mundur.

Lunde menyoroti asimetri utama dari "overhang Grayscale" di berbagai altcoin, mencatat bahwa untuk ETF Bitcoin dan Ethereum, konversi dari trust Grayscale menyebabkan 50% dari pasokan AUM nominal mereka membanjiri pasar dalam 200 hari perdagangan pertama. "Pada altcoin yang lebih kecil, perbedaan yang halus namun sangat penting dalam persentase kepemilikan Grayscale terhadap pasokan yang beredar menciptakan peluang menarik untuk perdagangan long-short," katanya.

Solana dan Litecoin adalah perbandingan yang paling akurat, karena telah diperdagangkan secara publik dalam beberapa tahun terakhir, dibandingkan dengan struktur privat produk Grayscale untuk XRP dan Dogecoin, jelas analis tersebut.

Trust Grayscale untuk Solana hanya memegang 0,1% dari pasokan SOL yang beredar, dan tidak pernah diperdagangkan dengan diskon, artinya risiko penjualan paksa setelah konversi sangat kecil, kata Lunde. Sementara itu, permintaan Solana semakin didukung oleh beberapa pengajuan ETF SOL lainnya dan strategi treasury aset digital yang substansial.

Namun, hal ini sangat kontras dengan Litecoin karena Grayscale sudah menguasai 2,65% dari float LTC, dan trust-nya berulang kali diperdagangkan dengan diskon besar — jauh lebih mirip dengan konversi GBTC dan ETHE sebelumnya. Dikombinasikan dengan hanya sedikit penerbit yang mengejar ETF LTC, Lunde mengatakan perdagangan "long SOL, short LTC" mungkin menarik jika peluncuran ETF terjadi bersamaan.