Dalam kekosongan data ekonomi, setiap keraguan Federal Reserve memicu badai di pasar kripto. Penutupan pemerintahan AS telah berlangsung selama 32 hari, mencetak rekor terpanjang kedua dalam sejarah, dan kebuntuan politik ini tengah berkembang menjadi krisis data ekonomi secara menyeluruh.
Selama lebih dari sebulan terakhir, masyarakat Amerika sangat terdampak oleh “shutdown” ini, gaji lebih dari satu juta tentara AS menjadi masalah, dan sekitar 1/8 populasi nasional atau sekitar 42 juta orang mengalami kesulitan makan pada bulan November.
Seiring berlanjutnya penutupan pemerintahan AS, pasar suku bunga mulai menyesuaikan kembali ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve, dan pasar kripto bereaksi keras: bitcoin tiba-tiba anjlok pada malam 2 November, sempat jatuh di bawah level 110.000 dolar AS, lebih dari 100.000 orang di seluruh jaringan mengalami likuidasi paksa.
I. Kebuntuan Shutdown dan Kekosongan Data
Penutupan pemerintahan AS telah memasuki hari ke-32, hanya beberapa hari lagi menyamai rekor terpanjang shutdown pemerintah AS selama 35 hari, dan kebuntuan politik ini tengah berkembang menjadi krisis data ekonomi secara menyeluruh. Berdasarkan statistik terbaru, lebih dari 800.000 pegawai federal terpaksa bekerja tanpa gaji atau cuti, 1/8 populasi nasional (sekitar 42 juta orang) berisiko tidak menerima kupon makanan.
● Yang lebih serius, lembaga data penting seperti Biro Statistik Tenaga Kerja AS dan Biro Analisis Ekonomi telah sepenuhnya berhenti beroperasi, sehingga laporan pekerjaan non-pertanian bulan November dan indikator ekonomi utama lainnya tidak dapat dipublikasikan tepat waktu.
● Dalam situasi kekosongan data, pasar hanya bisa mengandalkan indikator alternatif untuk menebak kondisi ekonomi. Data terbaru dari ADP Research Institute menunjukkan, pada bulan September, jumlah pekerjaan sektor swasta hanya bertambah 89.000, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 150.000, yang semakin memperkuat kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam pidato terbarunya mengakui: “Membuat kebijakan moneter dalam kekosongan data seperti mengemudi dalam kabut tebal—kami harus sangat berhati-hati.” Pernyataan ini dengan jelas menunjukkan dilema bank sentral dalam situasi saat ini.
II. Perubahan Ekspektasi Penurunan Suku Bunga dan Gejolak Pasar
● Seiring berlanjutnya penutupan pemerintahan, pasar suku bunga mulai menyesuaikan kembali ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve. Berdasarkan data terbaru dari CME FedWatch Tool, probabilitas trader terhadap penurunan suku bunga pada bulan Desember telah turun dari 85% sebulan lalu menjadi 67,8%.
Perubahan signifikan ini mencerminkan keraguan pasar terhadap tindakan Federal Reserve dalam situasi kekurangan data. Kepala strategi suku bunga JPMorgan, Mark Cabana, mengatakan: “Tanpa data resmi yang andal, Federal Reserve kemungkinan besar akan memilih untuk menunggu, terutama mengingat ketidakpastian politik saat ini.”
● Pasar kripto bereaksi sangat keras terhadap hal ini. Bitcoin tiba-tiba anjlok pada malam 2 November, sempat jatuh di bawah level 110.000 dolar AS, mencetak level terendah dalam tiga minggu terakhir.
● Ethereum juga tidak luput, turun lebih dari 7%, menembus level support 3.900 dolar AS.
● Yang lebih mengkhawatirkan adalah skala likuidasi leverage. Total likuidasi di seluruh jaringan dalam 24 jam mencapai 126 juta dolar AS, di mana 77,55% merupakan posisi long. Pola likuidasi ini menunjukkan bahwa ekspektasi optimis pasar terhadap pergerakan jangka pendek sedang dibersihkan secara brutal. “Ketika likuiditas mengering bertemu dengan penumpukan leverage, sedikit saja gejolak bisa memicu reaksi berantai,” ujar analis GSR Markets, market maker kripto, “struktur pasar saat ini sangat rapuh.”
III. Analisis Kondisi Likuiditas Pasar Kripto
● Mengamati lebih dalam kondisi likuiditas pasar kripto, terlihat gambaran yang lebih kompleks. Kedalaman pasar bitcoin telah turun ke level terendah sejak Januari tahun ini, artinya transaksi besar lebih mudah memicu volatilitas harga yang tajam.
● Dari sisi aliran dana, produk investasi kripto mengalami arus keluar bersih sebesar 184 juta dolar AS dalam seminggu terakhir, menandai minggu kedua berturut-turut arus keluar bersih. Sementara itu, volume perdagangan harian ETF bitcoin turun 35%, menunjukkan partisipasi institusi yang jelas menurun.
● Data on-chain juga tidak menggembirakan. Data Glassnode menunjukkan, saldo bitcoin di bursa meningkat 120.000 koin dalam seminggu terakhir, menandakan keinginan investor untuk menjual semakin kuat. Sementara itu, total pasokan stablecoin terus menyusut, semakin menekan daya beli pasar.
IV. Pandangan Ahli dan Sentimen Pasar
Menghadapi situasi yang kompleks, para ahli pasar menunjukkan perbedaan pendapat yang jelas.
● Perwakilan “Bearish”: Mantan kepala derivatif Genesis Trading, Joshua Lim, berpendapat, “Penutupan pemerintahan hanyalah permukaan, masalah yang lebih dalam adalah siklus likuiditas global yang berbalik arah. Kripto sebagai aset berisiko tinggi akan menjadi yang pertama terkena tekanan arus keluar dana.”
● Pendukung “Peluang”: Chief Investment Officer Pantera Capital, Joey Krug, memiliki pandangan berbeda: “Setiap kali pasar mengabaikan fundamental karena panik, itu adalah peluang bagus untuk penataan jangka panjang. Kelangkaan bitcoin dan aplikasi nyata blockchain tidak akan berubah hanya karena shutdown pemerintah.”
● Kubu “Netral dan Wait and See”: Kepala riset Grayscale, Zach Pandl, menyatakan: “Dalam situasi saat ini, hampir mustahil memprediksi pergerakan jangka pendek. Langkah bijak adalah menjaga posisi hati-hati, menunggu kebuntuan politik teratasi dan data kembali normal.”
Indikator sentimen pasar dengan jelas mencerminkan perbedaan ini. Indeks Fear and Greed kripto saat ini turun ke 35, berada di zona “fear”, memburuk signifikan dibandingkan 68 sebulan lalu. Skew volatilitas di pasar opsi juga menunjukkan investor aktif membeli proteksi penurunan, kekhawatiran terhadap risiko penurunan semakin meningkat.
V. Risiko Potensial dan Arah Masa Depan
Melihat ke depan, investor perlu memperhatikan beberapa titik risiko utama dan arah pasar.
● Risiko utama tetap pada durasi penutupan pemerintahan. Jika seperti yang dikatakan Wakil Presiden AS Vance, shutdown bisa berlangsung hingga akhir November, maka kerusakan pada ekonomi dan pasar akan semakin meluas. Pada saat itu, bukan hanya kepercayaan konsumen yang terpukul, keputusan investasi perusahaan juga akan tertunda, berpotensi memicu perlambatan ekonomi yang lebih luas.
● Risiko kedua terletak pada komunikasi kebijakan Federal Reserve. Pada malam 3 November, Presiden Federal Reserve New York Williams akan memberikan pidato penting, pasar akan mencari petunjuk tentang pola pengambilan keputusan Federal Reserve dalam situasi kekosongan data. Pernyataan hawkish apa pun dapat semakin menekan ekspektasi penurunan suku bunga dan memberikan tekanan tambahan pada aset berisiko.
● Risiko ketiga berasal dari struktur pasar kripto itu sendiri. Saat ini tingkat leverage masih tinggi, jika harga turun lebih jauh, bisa memicu likuidasi berantai dalam skala lebih besar.
Berdasarkan situasi saat ini, kami membuat analisis skenario berikut untuk arah pasar ke depan:
Indikator utama yang dipantau:
● Perkembangan penutupan pemerintahan AS: Senat akan kembali mencoba mengesahkan undang-undang pendanaan sementara pada malam 3 November
● Pernyataan pejabat Federal Reserve: Termasuk Williams, Harker, dan beberapa pejabat lainnya akan memberikan pidato minggu ini
● Perubahan data on-chain: Fokus pada perubahan saldo bursa dan tren pasokan stablecoin
Seiring penutupan pemerintahan AS mendekati rekor terpanjang dalam sejarah, pasar kripto tengah menghadapi ujian likuiditas yang berat. Di saat penuh ketidakpastian ini, tetap tenang, mengontrol leverage secara ketat, dan memantau dinamika makro dengan cermat, mungkin adalah strategi terbaik bagi investor.
