Bitcoin Incar Status Emas: Mungkinkah Cryptocurrency Masuk ke Cadangan Bank Sentral?

Bitcoin telah turun di bawah $110.000, menandai kali pertamanya berada di bawah level tersebut dalam tiga minggu terakhir. Cryptocurrency ini kini lebih dari 12% di bawah rekor tertingginya sebesar $124.000 yang dicapai pada bulan Agustus. Analis di Deutsche Bank memfokuskan perhatian mereka melampaui fluktuasi harga Bitcoin baru-baru ini, menyarankan bahwa Bitcoin pada akhirnya dapat diakui bersama emas di neraca bank sentral. Jika hal itu terjadi, Bitcoin dapat menarik investasi signifikan baik dari pemerintah maupun investor institusional.

Emas dan Bitcoin: Masa Depan Cadangan Resmi

Marion Laboure, analis riset di Deutsche Bank Research Institute, menjelaskan bahwa emas telah lama menjadi aset alternatif utama. Namun, pembentukan cadangan strategis AS oleh pemerintahan Trump pada bulan Maret telah menghidupkan kembali diskusi tentang Bitcoin yang dipegang sebagai aset cadangan oleh bank sentral. 

Laboure mengindikasikan bahwa pada tahun 2030, baik emas maupun Bitcoin dapat hidup berdampingan di neraca resmi, memberikan pemerintah kemampuan untuk mendiversifikasi kepemilikan mereka.

Trump Mendorong Cadangan Bitcoin AS

Dari sisi kebijakan, Donald Trump secara konsisten menunjukkan dukungan terhadap cryptocurrency. Selama kampanyenya, ia berjanji untuk menjadikan AS sebagai pusat global untuk aset digital. Sejak menjabat, regulasi di sektor ini menjadi lebih longgar, bertepatan dengan lonjakan Bitcoin dan pasar crypto yang lebih luas setelah pemilihannya.

Memanfaatkan momentum ini, Trump kemudian mengeluarkan arahan untuk membentuk cadangan Bitcoin. Meskipun perintah tersebut tidak mencakup instruksi rinci, Menteri Keuangan Scott Bessent menjelaskan di X pada pertengahan Agustus bahwa rencana tersebut akan diimplementasikan tanpa menambah pengeluaran pemerintah. Ia juga mengonfirmasi bahwa pemerintah telah menerima sejumlah Bitcoin, yang kini menjadi dasar cadangan strategis yang diuraikan awal tahun ini.

Peran BTC yang Semakin Besar dalam Keuangan Global

Sementara itu, emas baru-baru ini naik ke level rekor, melampaui $3.700 per ons, dengan kapitalisasi pasar sekitar $25 triliun. Kapitalisasi pasar Bitcoin sekitar $2 triliun, dengan para analis mencatat bahwa masih ada ruang untuk tumbuh. Gadi Chait, kepala investasi di Xapo Bank, menyatakan bahwa Bitcoin akan tetap ada dan babak berikutnya baru saja dimulai.

Analis di Deutsche Bank juga menyoroti bahwa Bitcoin memiliki kesamaan dengan emas, terutama sebagai penyimpan nilai. Marion Laboure menjelaskan bahwa Bitcoin dapat berfungsi baik sebagai investasi maupun aset digital untuk pembayaran, dengan prospek jangka panjang yang didukung oleh pendapatan yang meningkat.

Kesamaan dengan emas tersebut semakin diperkuat pada bulan Agustus, ketika sebuah makalah riset Federal Reserve menyarankan bahwa pemerintah AS dapat menilai kembali kepemilikan emasnya, meningkatkan nilai tercatatnya dari $11 miliar menjadi $750 miliar.

Pada Eastern Economic Forum awal bulan ini, Anton Kobyakov, penasihat senior Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan bahwa AS sedang berupaya mendefinisikan ulang bagaimana emas dan aset digital masuk dalam keuangan global. Ia menyarankan bahwa Amerika dapat beralih ke cryptocurrency untuk mengurangi utang $35 triliun sambil membentuk ulang sistem demi keuntungannya sendiri. Sementara itu, Trump, selama kampanyenya, juga mengangkat gagasan bahwa Bitcoin mungkin digunakan untuk membantu meringankan beban utang negara.

Sejalan dengan hal ini, beberapa negara sudah memasukkan Bitcoin ke dalam cadangan strategis mereka, sementara beberapa perusahaan menambahkannya ke neraca mereka. Bersama-sama, langkah-langkah ini menandakan pengakuan yang semakin besar terhadap Bitcoin sebagai aset utama di samping kepemilikan keuangan tradisional.