Poin-poin utama:
Perlambatan arus masuk ETF Bitcoin spot menandakan permintaan institusional yang lemah, mengisyaratkan sentimen bullish yang mulai mendingin
$108.000 adalah target jangka pendek bagi para bear, dengan beberapa analis BTC memprediksi penurunan hingga $90.000.
Penjual Bitcoin (BTC) kembali muncul pada hari Kamis karena penurunan ke $111.000 memicu kekhawatiran bahwa koreksi lebih lanjut menuju $90.000 mungkin akan terjadi.
Permintaan ETF Bitcoin melemah
Investor institusional mengurangi eksposur mereka terhadap ETF Bitcoin spot setelah harga BTC baru-baru ini melemah.
Arus masuk ke ETF Bitcoin telah melambat sejak awal September. Arus masuk bersih turun 54% menjadi $931,4 juta minggu lalu dari $2,03 miliar pada minggu sebelumnya, menurut laporan Weekly Market Impulse terbaru dari Glassnode.
Terkait: 4 alasan Bitcoin gagal meniru rekor tertinggi emas dan saham
“Meskipun akumulasi secara keseluruhan tetap utuh, perlambatan ini menunjukkan jeda dalam permintaan institusional,” kata penyedia data onchain tersebut dalam postingan X pada hari Rabu.
Perilaku seperti ini berbeda dengan awal September, ketika kenaikan harga yang stabil diiringi arus masuk ETF yang sehat.
Saat BTC/USD naik 10% hingga hampir $118.000 antara 2 September dan 18 September, arus masuk bersih mencapai $2,9 miliar selama delapan hari perdagangan, menurut data dari Farside Investors. Ini termasuk arus masuk bersih harian terbesar dalam dua bulan lebih dari $741,1 juta.
Indikator spot taker CVD (Cumulative Volume Delta), yang melacak perbedaan kumulatif antara pembelian dan penjualan pasar selama 90 hari, tetap didominasi penjualan sejak pertengahan Agustus.
Ini berarti trader ritel secara konsisten lebih banyak menjual BTC daripada membeli, memperkuat perilaku risk-off.
BTC dapat mengalami koreksi lebih dalam menjelang Oktober jika arus ETF tetap dingin dan spot taker CVD tetap didominasi penjualan.
Harga Bitcoin akan mengalami “flush lebih dalam” ke $90.000?
Dengan permintaan yang menurun, pesimisme terhadap kekuatan harga BTC semakin meningkat.
“Tidak banyak kekuatan pada $BTC setelah hari yang kuat kemarin,” kata pendiri MC Capital Michael van de Poppe dalam postingan X pada hari Kamis.
Grafik yang menyertainya menunjukkan bahwa jika Bitcoin kehilangan zona support $112.000–$110.000, harga bisa turun menuju zona permintaan $103.000–$100.000, area yang baik “untuk mulai mencari pembelian.”
“Saya berasumsi bahwa kita akan mengalami penurunan lebih lanjut dan kemudian kita selesai untuk periode saat ini, yang berarti kita akan memasuki mode naik saja.”
Sementara itu, analis lain AlphaBTC membagikan grafik candle per jam yang menunjukkan pasangan BTC/USD diperdagangkan dalam channel paralel menurun.
Bitcoin bisa turun menuju batas bawah channel di sekitar $108.000 jika support di $112.000 tidak bertahan. Di bawah itu, harga bisa mengalami “flush lebih dalam” kemungkinan menuju kisaran $105.000–$100.000.
Selain itu, harga BTC telah turun di bawah basis biaya quantile 0,95 di $115.300, menandakan potensi risiko, menurut Glassnode. Cost Basis Quantile berfungsi sebagai metrik kunci untuk mengukur tingkat risiko pasar dan zona aksi harga potensial untuk Bitcoin.
“Merebut kembali level ini akan menandakan kekuatan baru, tetapi kegagalan untuk melakukannya berisiko membuat harga melayang ke support yang lebih rendah di sekitar $105K–$90K.”
#Bitcoin telah turun di bawah 0,95 Cost Basis Quantile, pita risiko utama yang sering menandai zona pengambilan keuntungan.
— glassnode (@glassnode) September 24, 2025
Merebut kembali level ini akan menandakan kekuatan baru, tetapi kegagalan untuk melakukannya berisiko membuat harga melayang ke support yang lebih rendah di sekitar $105k–$90k.
🔗 pic.twitter.com/1dToAxcaRA
Seperti yang dilaporkan Cointelegraph, pola double top Bitcoin juga menargetkan sekitar $90.000 jika support di $107.000 tidak bertahan.
