Perlombaan Stablecoin Asia Memanas dengan Peluncuran AxCNH dan KRW1

Minggu lalu, AnchorX meluncurkan AxCNH, stablecoin teregulasi pertama yang dipatok pada yuan Tiongkok lepas pantai (CNH), di KTT Belt and Road ke-10 di Hong Kong. BDACS juga meluncurkan KRW1, menunjukkan seberapa cepat negara-negara mengadopsi kelas aset digital baru ini.

AnchorX Meluncurkan Stablecoin CNH untuk Perdagangan Global

AnchorX, perusahaan teknologi keuangan dan yang pertama menerima lisensi stablecoin dari Astana Financial Services Authority Kazakhstan, telah menciptakan token digital yang dipatok pada CNH. 

Perusahaan ini merancang koin tersebut untuk menyederhanakan transaksi lintas negara dan penyelesaian bagi bisnis Tiongkok yang beroperasi secara internasional, sekaligus memposisikan AxCNH untuk mendukung pembayaran di wilayah yang terhubung dengan Belt and Road Initiative. Peluncuran ini mengikuti perubahan regulasi Tiongkok yang kini mengizinkan stablecoin untuk penggunaan internasional.

BDACS Meluncurkan Stablecoin KRW1 di Avalanche

Pada minggu yang sama, BDACS memperkenalkan KRW1, stablecoin yang didukung oleh won Korea Selatan. Organisasi tersebut telah menyelesaikan proof of concept, yang mengonfirmasi kelayakan teknis token sebelum dirilis.

KRW1 pertama kali diterbitkan di blockchain Avalanche, sebuah jaringan yang diakui oleh Korea’s Internet & Security Agency (KISA) atas keandalan dan keamanannya dalam aplikasi sektor publik. Dengan memilih Avalanche, BDACS menambatkan stablecoin-nya pada infrastruktur yang divalidasi oleh otoritas nasional untuk operasi yang aman dan efisien.

Token ini mewakili versi blockchain dari won Korea Selatan dan mencerminkan eksplorasi berkelanjutan negara tersebut terhadap solusi penyelesaian digital. KRW1, seperti AxCNH, juga didukung secara overcollateralised. 

Setiap token didukung 1:1 oleh uang tunai atau surat berharga pemerintah yang disimpan oleh kustodian independen, memastikan cadangan tetap terpisah dari perusahaan penerbit.

Pemerintah Mengadopsi Stablecoin Seiring Pasar Berkembang

Peluncuran AxCNH dan KRW1 terjadi di tengah meningkatnya minat terhadap stablecoin. 

Pemerintah memperbarui regulasi untuk mengakomodasi kelas aset yang sedang berkembang ini, dan regulator sedang mengeksplorasi bagaimana token digital ini dapat mendukung digitalisasi mata uang nasional, memperluas penggunaan internasionalnya, dan membantu mengelola tekanan inflasi akibat pencetakan uang.

Perhatian yang meningkat ini tercermin dalam perkiraan pasar. Analis memperkirakan ekspansi signifikan, dengan beberapa proyeksi menyebutkan pasar stablecoin dapat mencapai $2 triliun pada tahun 2028. JPMorgan memberikan estimasi yang lebih hati-hati, memperkirakan pertumbuhan antara $500 dan $750 miliar, sekitar dua hingga tiga kali lipat dari ukuran saat ini.

Token Digital Menawarkan Penyelesaian Internasional yang Efisien

Stablecoin mempertahankan nilai yang stabil dan dapat disimpan di dompet digital serta ditransfer melalui jaringan blockchain, memungkinkan transaksi lintas negara hampir seketika. Kemampuan ini membuatnya sangat berguna untuk perdagangan dan penyelesaian internasional.

Dibandingkan dengan sistem keuangan tradisional, yang dapat terhambat oleh keterbatasan infrastruktur dan kontrol mata uang, stablecoin menyediakan cara yang lebih cepat dan mudah diakses untuk mentransfer dana secara internasional. Beroperasi sepanjang waktu, mereka mengurangi waktu dan biaya pembayaran lintas negara sambil mempertahankan nilai melalui dukungan uang tunai atau surat berharga pemerintah.

Dengan AxCNH dan KRW1, AnchorX dan BDACS menerapkan model ini pada yuan Tiongkok lepas pantai dan won Korea Selatan, bertujuan memperluas penggunaan internasional mata uang mereka dan menawarkan solusi pembayaran yang lebih efisien untuk perdagangan global.